Uji Stabilitas Warna Pada Sediaan Kapsul dan Tablet

Obat sudah menjadi kebutuhan dasar dalam urusan kesehatan pada kehidupan manusia modern. Untuk mengatasi berbagai gejala penyakit, dunia farmasi mengenal beberapa bentuk sediaan obat.  Yang berwujud cair biasa disebut sirup, yang serbuk biasa di sebut puyer, sedangkan padat ada yang berupa tablet atau kapsul.

Menurut sejumlah referensi di bidang farmasi, kapsul sebenarnya obat serbuk (puyer) yang dimasukan ke dalam cangkang padat yang mudah larut. Cangkang itu sendiri biasanya terbuat dari gelatin atau dari pati lainnya.  Saat kita menerima obat berupa kapsul, sangat lazim cangkangnya terdiri dari dua warna yang berbeda.

Sedangkan sediaan obat dalam bentuk tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau bahan pengisi. Tablet terdapat dalam berbagai ragam bentuk, ukuran, bobot, kekerasan, ketebalan dan dalam aspek lain, tergantung pada penggunaan yang dimaksudkan dan metode penggunaanya.

Tablet biasanya berbentuk bundar dengan permukaan datar, atau konveks. Bentuk khusus seperti kaplet, segitiga, lonjong, Empat segi dan segi enam heksagonal dikembangkan oleh beberapa pabrik untuk membedakan peroduknya terhadap produk pabrik lainnya. Tabletpun dibuat dengan warna yang berbeda-beda.

Bahan pewarna pada dasarnya jenis yang digunakan pada produk obat adalah sama dengan jenis bahan pewarna yang digunakan pada makanan. Dengan demikian semua jenis bahan pewarna yang diizinkan digunakan pada makanan, diizinkan pula untuk digunakan dalam produk obat, pada umumnya di gunakan untuk sediaan sirup, tablet dan kapsul.

Penggunaan bahan pewarna dalam obat konsentrasinya relative sangat kecil apabila dibandingkan penggunaannya dalam makanan. Dilain pihak penggunaan obat itu sendiri mempunyai dosis dan aturan pakai yang tepat. Dengan demikian bahan pewarna dalam obat yang dikonsumsi oleh manusia jumlahnya sangat kecil dan hampir tidak berarti.

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa penggunaan bahan pewarna harus dilakukan secara tepat, yang ditinjau dari aspek proses teknologi produksi yang berpengaruh pada tampilan tablet.

Zat pewarna ditambahkan dalam jumlah kecil bertujuan untuk :

  • Menutupi warna obat yang kurang baik, sehingga mempunyai nilai estetika yang menarik.
  • Untuk mengidentifikasi produk, sebagai pembeda 1 produk dengan produk lainnya.
  • Dengan ditambahkannya bahan pewarna dapat menjadi penawar bau dari obat tersebut.
  • Jika menggunakan bahan peraroma-perasa, bahan pewarna dapat digunakan untuk menyesuaikan warna terhadap aroma-rasa tersebut.
  • Untuk membedakan dosis.
  • Untuk memudahkan pengwasan misalnya warna yang pudar menunjukan bahwa kapsul/tablet tersebut telah rusak.

Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang dibolehkan oleh undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat. Bahan pewarna ada yang larut di dalam air ada yang tidak larut. Pewarna ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspense dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak. Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna.

Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna. Penggunaan pewarna yang tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan pengukuran kestabilan warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh cahaya pada permukaan tablet. Pengukuran dapat dilakukan dengan Spektrofototometer.

Untuk pengujian kestabilan warna pada sediaan obat Spektrofotometer CM-5 dari Konica Minolta dapat menjadi solusinya.  Spektrofotometer adalah instrument pengukuran warna yang mudah digunakan dan dilengkapi dengan keyboard an layar LCD berwarna dan software onboard yang menghilangkan kebutuhan akan komputer yang terpisah karena data dapat diolah dari instrument.

Spektrofotometer CM-5 dapat mengukur sampel dalam berbagai bentuk seperti pellet, padatan, gelatin, bubuk dan pasta. Spektrofotometer CM-5 memiliki kemampuan untuk melakukan pengukuran untuk industry kimia dan farmasi dengan beberapa indeks standar : Gardner, Hazen/APHA, Lodine Color Number, US Pharmacopeia dan European pharmacopeia. Dengan demikian Spektrofotometer CM-5 merupakan instrument Laboratorium serba guna yang sempurna untuk aplikasi Farmasi.

Gbr. Konica Minolta Spektrofotometer CM-5
Klik Brosur

Sebelum sediaan obat Kapsul/Tablet di distribusikan kepasaran tentu saja uji kestabilan warna sangat diperlukan. Misalnya dalam 1 strip kapsul/tablet terdapat isi 10 kapsul/tablet apabila dalam 1 strip terdapat perbedaan warna tentu saja sediaan obat kapsul/tablet tersebut tidak akan di terima dipasaran karena akan diasumsikan bahwa sediaan obat tersebut rusak. Produk akan dikembalikan dan akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan baik secara produksi ataupun kredibilitas.

Untuk informasi atau konsultasi bersama dengan tim ahli untuk pengujian kestabilan warna pada kapsul/tablet silahkan menghubungi [email protected].

Apa Itu Pengukuran Visual ?

Warna, kilap, transparansi dan tekstur, interaksi dari sifat-sifat optik ini menggambarkan tampilan visual suatu produk. Pengukuran penampilan menjadi pusat perhatian ketika studi ilmu perilaku mengungkapkan pemikiran konsumen tentang keputusan pembelian – persepsi diikuti oleh emosi.

Karena penampilan adalah parameter penting yang mempengaruhi keputusan pembeli, mengukur atribut penampilan membantu memastikan kesesuaian produk, keseragaman, dan reproduktifitas.

Banyak pabrikan menentukan warna dan kilap untuk memastikan reproduktifitas produk dan dengan bahan-bahan modern, sifat-sifat optis meliputi pelapisan cermin, warna-warna metalik dan pantulan seperti cermin sekarang menjadi bagian dari spesifikasi.

Di luar warna dan kilau, pengukuran penampilan mengukur kualitas suatu permukaan dan bagaimana bagian-bagian berbeda datang dari beberapa rantai pasokan bersatu secara harmonis.

Kualitas gambar yang dipantulkan, kulit jeruk, kilau dan kabut adalah beberapa atribut penampilan. Atribut ini mudah diukur dan digunakan untuk kontrol kualitas.

Untuk informasi lebih lanjut tentang cara mengukur dan mengontrol atribut penampilan atau menjadwalkan demonstrasi produk gratis, silakan menghubungi PT Almega Sejahtera melalui [email protected]

Pengetahuan Tentang Pengukuran Gloss (Kilap)

Gloss adalah atribut penampilan umum yang digunakan untuk menggambarkan penampilan produk. Namun, tampilan visual suatu produk tidak dapat dijelaskan secara memadai menggunakan gloss.

Dua permukaan dapat memiliki pembacaan gloss identik, tetapi penampilan visual yang sangat berbeda dan kualitas gambar yang dipantulkan. Perbedaan ini disebabkan oleh keterbatasan teknologi meteran dalam mendeteksi struktur kasar (kulit jeruk) atau struktur mikroskopis (kabut) di permukaan.

Refleksi Haze

Refleksi kabut dapat menyebabkan permukaan memiliki kontras gambar pantulan yang buruk dengan lingkaran cahaya di sekitarnya. Hal ini disebabkan oleh tekstur mikro pada permukaan yang dilapisi mengubah arah cahaya yang dipantulkan. Beberapa penyebab potensial kabut refleksi adalah dispersi yang buruk, ketidakcocokan bahan baku dan pemolesan atau abrasi.

Kulit jeruk

Istilah “kulit jeruk” digunakan untuk menentukan tekstur permukaan yang bergelombang dan kasar yang disebabkan oleh formulasi yang salah atau lapisan yang tidak diaplikasikan. Tekstur yang tidak diinginkan ini mendistorsi cahaya yang dipantulkan, menyebabkan gambar yang dipantulkan fuzzy di permukaan. Parameter Distinctness of Image (DOI) dan Reflected Image Quality (RIQ) keduanya mampu mengukur kulit jeruk dengan yang kedua memiliki resolusi lebih tinggi yang berkorelasi dengan persepsi manusia.

2 panel pada gambar 1 menunjukkan perbedaan besar dalam penampilan mereka tetapi perbedaan kecil dalam pembacaan gloss.

Ketika dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan parameter HAZE, DOI dan RIQ, kita dapat melihat bahwa panel A menunjukkan kabut yang lebih tinggi dan kualitas gambar yang dipantulkan lebih buruk.

Bergerak melampaui pengukuran gloss, parameter penampilan tambahan seperti HAZE, DOI dan RIQ diperlukan untuk mendapatkan evaluasi penampilan produk yang komprehensif.  Appearance meter seperti Rhopoint IQ-S mampu mengukur gloss, HAZE, DOI dan RIQ secara bersamaan, memberikan solusi hemat biaya untuk pengukuran tampilan visual (Visual  Appereance Measurement).

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut bisa menghubungi PT Almega Sejahtera melalui email [email protected].