Merek (branding) sering didefinisikan sebagai aset yang berharga bagi sebuah perusahaan. Perusahaan mengelola merek mereka dengan hati-hati untuk menciptakan nilai, pangsa pasar dan image perusahaan. Pengelolaan merek yang baik dapat menghasilkan penjualan yang lebih tinggi, tidak hanya pada satu produk, tetapi juga pada produk-produk lainnya yang terasosiasi dengan merek tersebut. Masyarakat umum membedakan aspek psikologis dan emosional, seperti contohnya perasaan, persepsi, pengalaman, kepercayaan, image, dan aspek lainnya yang berkaitan dengan merek tersebut.
Merek mengkomunikasikan artinya menggunakan bahasa warna dan bentuk. Seperti kalimat “Sebuah gambar melukiskan ribuan kata-kata”, maka persepsi umum manusia terbentuk akibat warna dan bentuk. Sebagai contoh, umumnya kita mengkaitkan garis horizontal dengan kestabilan, dan garis diagonal dengan kedinamisan. Secara natural, kita juga mengasosiasikan warna merah dengan sesuatu yang panas dan penuh api, sedangkan warna biru dengan sesuatu yang teduh dan dingin.
Merek dan warna saling berkaitan erat karena warna menjadi metode termudah untuk menyampaikan pesan tanpa kata-kata. Warna menjadi komponen visual yang paling pertama diingat oleh masyarakat umum terhadap sebuah merek, kemudian diikuti oleh bentuk/symbol, warna, dan kata-kata. Riset menunjukkan bahwa elemen seperti preferensi pribadi, pengalaman, pendidikan, perbedaan kebudayaan, konteks dan lain sebagainya, sering memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah warna dirasakan oleh seseorang.
Persepsi Warna pada Botol dan tutup Botol
Karena warna sangatlah penting bagi sebuah merek, banyak perusahaan memiliki spesifikasi dan kendali yang ketat untuk warna kemasan yang digunakan pada produk mereka, terutama pada produk makanan dan minuman. Merek suatu produk konsumsi tercermin pada warna, bentuk, logo dan desain kemasan, terutama pada produk minuman, dimana merek perusahaan dapat diterjemahkan melalui botol dan tutup botolnya.
Pengukuran dan Analisa Warna
Instrumen analisa warna, seperti spectrophotometer benchtop, digunakan untuk mengukur warna secara ilmiah. Spektrofotometer digunakan secara luas untuk menentukan nilai warna suatu produk. Pengukuran nilai warna dari botol dan tutupnya dilakukan pada berbagai tahapan produksi, mulai dari pengembangan produk, pemeriksaan bahan baku, serta pembentukan botol dan tutup botolnya.
Pemeriksaan Bahan Baku:
Pemeriksaan warna dari bahan baku seperti masterbatch atau resin dilakukan menggunakan tabung sel kaca atau cawan petri untuk menampung butiran butira
n material. Hal ini menentukan keterulangan dari pengukuran. Setelah diisi, tabung kaca atau cawan petri diletakkan pada spektrofotometer benchtop untuk diukur. Apabila hasil pengukuran diluar rentang toleransi yang sudah ditentukan, bahan baku akan ditolak dan dikembalikan ke pemasok.
Pembentukan Botol:
Warna botol diukur pada tahap pembentukan, dimana pada tahap ini sangatlah penting untuk mendapatkan warna yang benar, sebelum dicetak dan dibentuk menjadi bentuk botol yang diinginkan.
Bentuk awal sebuah botol adalah seperti tabung, yang kemudian ditempatkan pada perform holder, untuk memastikan penempatan yang konsisten untuk pengukuran. Tergantung dari kepekatan warna botol yang diinginkan, fungsi pengukuran pantulan (reflectance) atau transmisi (transmission) warna digunakan secara berurutan.
Tutup botol:
Untuk tutup botol, warnanya diukur menggunakan fungsi pantulan (reflectance). Umumnya, hanya bagian atas saja yang diukur, namun sebaiknya mempertimbangkan untuk melakukan pengukuran pada bagian sisi tutup botol pada beberapa posisi berbeda. Kemudian hasil pengukuran dirata-rata, sehingga hasil pengukuran lebih tinggi keterulangannya.
Konica Minolta menawarkan berbagai jenis instrumen untuk pengukuran dan analisa warna. Untuk informasi lebih lanjut mengenai produk kami, silakan menghubungi tim kami di [email protected]. Tim kami selalu siap sedia untuk berdiskusi dengan anda tentang aplikasi pengukuran warna di industri yang anda jalankan.