Mengapa Kita Harus Memulai untuk Ramah terhadap Lingkungan?

Alasan utamanya dikarenakan iklim bumi yang terus berubah dengan lapisan ozon semakin menipis setiap tahunnya. Pabrik dan pemerintah pun mulai bekerja untuk menjadi ramah terhadap lingkungan.

Berkurangnya lapisan ozon itu terjadi karena atom halogen, dimana halogen berasal dari bahan-bahan seperti pendingin halocarbon, pelarut, pereaksi peniup busa (di kenal sebagai CFCs, HCFCs, freons dan halons).

Cahaya Meter T-10A Konica MinoltaPendingin yang biasanya terdapat dalam sistem pendingin ruangan, otomotif, produksi makanan, tempat penyimpan makanan dan industri lainnya menjadi salah satu contributor utama dari penurunan lapisan ozon.
Penipisan lapisan ozon memungkinkan sinar UVB yang berbahaya masuk ke dalam atmosfir bumi, menjadikan pemanasan global. Akibat dari pemanasan global akan menyebabkan perubahan iklim, pergantian cuaca yang ekstrim, dan perubahan produktivitas di bidang pertanian.

Selain memproduksi barang-barang yang ramah lingkungan, konstruksi bangunan “hijau” juga dapat mengurangi pemakaian pendingin ruangan. Oleh karena itu, ide ini membuat bangunannya lebih efisien. Arsitek juga mendesain bangunan yang menggunakan cahaya alami untuk ruangan tertutup. Di samping itu, pemilihan nuansa warna yang dapat memantulkan cahaya juga dapat mengurangi keperluan dari lampu penerangan. Dengan desain yang bijaksana, ruang terbuka internal dapat mendinginkan dan menerangkan gedung dengan cara efisien, tanpa memperlukan penginding ruangan dan energi listrik.

Bagaimana Cara Kita Melakukan Aksi Ramah Lingkungan?
Dengan kemajuan dalam software dan teknologi alat ukur, arsitek dapat menggunakan pengukur warna dan cahaya untuk membantu menciptakan desain virtual yang “hijau”. Dengan memanfaatkan warna dari material gedung dan sistem pencahayaan, arsitek mampu untuk merancang gedung untuk lebih energi efisien dan ramah terhadap lingkungan.

Instrumentasi
Untuk alat ukur warna, instrumen seperti spectrophotometers portabel dan chroma meters di gunakan untuk mempelajari bebagai nuansa warna. Cara ini menentukan efek warna dari menyerapan cahaya dan juga sifat reflektif. Informasi ini dapat membantu arsitek untuk memahami sifat-sifat tersebut lebih baik lagi.
Begitu juga dengan alat ukur cahaya, instrumen seperti luminance dan illuminance meters dipakai untuk mengumpulkan data cahaya. Data tersebut menjadi alat bantu untuk menganalisa cahaya dan bagaimana memanfaatkannya secara lebih efektif untuk menerangi ruangan.

Dengan kemajuan dalam desain CAD CAM dan pemudahan penggunaan teknologi alat ukur cahaya dan warna, arsitek mampu memvisualisasikan desainnya dengan detil dan membimbing untuk mendesain gedung “ramah lingkungan” lebih baik lagi. Dengan kata lain, aksi ini mengurangi produksi karbon dioksida.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai aplikasi pengukuran cahaya di industri anda, silakan menghubungi kami di [email protected].

Alat Ukur Warna

Dalam kehidupan sehari-hari, kita bergelut dengan beragam warna yang dapat diukur secara ilmiah. Colorimeter dan Spectrophotometer adalah alat ukur warna yang menquantify warna dalam satuan angka. CIE LAB dan CIE LCH adalah color space yang umum dipakai dalam dunia industri untuk mengevaluasi / menyortir / menentukan mutu dari suatu produk.
CIEColorSpaceColorimetri lebih dikenal dengan istilah Chroma Meter menggunakan sensor fotodioda, seperti halnya fungsi color matching retina mata manusia yang bisa mendeteksi tiga nilai warna primer. Ketiga nilai dasar inilah yang nantinya mendasari perhitungan color space CIE LAB / CIE LCH.

Spectrophotometer bekerja atas dasar prinsip cahaya putih yang datang ke suatu prisma yang didispersikan menjadi suatu spektrum panjang gelombang. Sensor spektral mengukur spektrum dan memberikan karakter spekral dari cahaya itu sendiri. Di sinilah ‘sidik jari’ warna dari suatu cahaya diukur.

Colorimeter dapat mengukur tiga warna primer dengan mudah. Akan tetapi, colorimeter mempunyai keterbatasan, yaitu tidak bisa mengukur metamerisme dan juga color strength. Spectrophotometer mempunyai tingkat keakurasian lebih tinggi dan kemampuan lebih canggih. Ini sangat bermanfaat untuk menganalisa warna lebih jauh karena dapat menentukan nilai reflektansi spektral dari setiap panjang gelombang. Hal ini membuat spetrophotometer mempunyai harga jual lebih dibandingkan dengan colorimeter. Oleh karena itu, ketika sampai pada tahap pemilihan alat, penting sekali bagi kita untuk mengetahui sampai dimana kebutuhan kita (untuk aplikasi apa? Butuh seberapa akurat ?) sehingga tidak salah dalam memilih dalam investasi.

Teori warna dan alat ukur warna tidak diajarkan di bangku sekolah. Keduanya adalah suatu ilmu pengetahuan yang butuh untuk ‘diselami’. Sebagai contoh, tidak mudah bagi kita untuk memilih alat ukur warna mana yang paling sesuai dengan aplikasi yang kita miliki hanya dengan melihat brosur / katalog yang ada. Kita butuh berkonsultasi dengan mereka yang mampu menjawab kebutuhan kita secara tepat serta kompeten memberikan solusi terhadap permasalahan yang mungkin kita hadapi.

Tepuk Tangan!mempengaruhi penetapan berapa nilai dE*ab yang seharusnya. Untuk dua bagian yang berdekatan satu sama lain (contoh: body mobil dengan bumpernya), dE*ab yang ketat (kecil) harus digunakan. Jika tidak perbedaan warna tentunya akan terlihat dengan jelas. Lain halnya untuk bagian lainnya seperti body mobil dengan kaca spion, toleransi dE*ab bisa lebih besar (tidak begitu ketat) karena kedua bagian tersebut tidak akan jelas terlihat dikarenakan jaraknya yang terpisah (tidak berdekatan).

Pemilihan dan penggunaan dE*ab yang tepat sangat penting dalam pengontrolan warna. Menggunakan toleransi dE*ab yang besar bisa berdampak penolakan dan kurang percaya diri di hadapan pelanggan, ekstrimnya akan berdampak suatu perusahaan akan merugi. Sedangkan toleransi dE*ab yang sangat kecil akan membuat bagian produksi kesulitan yang bisa berakibat banyak bahan buangan. Untuk mendapatkan dE*ab yang paling dapat, Anda dapat berkonsultasi dengan ahlinya.

Silakan klik disini untuk informasi lebih lanjut.

Berapa Delta E (DE*ab) Yang Direkomendasikan?

Ketika mengukur warna, umum jika akan ada pertanyaan ‘berapa toleransi Delta E*ab yang direkomendasikan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan?’ Sayang sekali tidak ada rekomendasi tentang berapa besarnya Delta E*ab yang harus kita gunakan oleh karena dE*ab yang sama untuk warna yang berbeda mungkin akan memiliki persepsi warna yang berbeda secara visual.

Ada suatu warna dimana mata manusia sangat sensitif untuk
Ukur Warna Alat Chroma Meter CR-400 Mengukur Warnamembedakan warna, namun ada juga suatu warna dimana mata manusia tidak begitu sensitif untuk melihat perbedaannya. Oleh karena itu pemakaian dE*ab yang sama untuk semua warna adalah sangat tidak direkomendasikan. Sebagai salah satu contoh, untuk warna chroma rendah seperti biege / krem, mata manusia akan sangat sensitif untuk dapat melihat perbedaan warna yang sangat kecil sekalipun. Sedangkan untuk warna chroma tinggi seperti merah tua, sedikit perbedaan warna (seperti halnya yang terjadi pada warna beige) belum tentu terlihat oleh kasat mata. Hal ini sama dengan halnya saat mata kita bisa melihat perbedaan warna yang sangat jelas untuk warna abu-abu muda daripada warna hitam.

Mengidentifikasi Perbedaan Warna Menggunakan Lab atau LCH Koordinat 1Selain mata kita yang sangat sensitif, penerapan produk (untuk keperluan apa) juga akan mempengaruhi penetapan berapa nilai dE*ab yang seharusnya. Untuk dua bagian yang berdekatan satu sama lain (contoh: body mobil dengan bumpernya), dE*ab yang ketat (kecil) harus digunakan. Jika tidak perbedaan warna tentunya akan terlihat dengan jelas. Lain halnya untuk bagian lainnya seperti body mobil dengan kaca spion, toleransi dE*ab bisa lebih besar (tidak begitu ketat) karena kedua bagian tersebut tidak akan jelas terlihat dikarenakan jaraknya yang terpisah (tidak berdekatan).

Pemilihan dan penggunaan dE*ab yang tepat sangat penting dalam pengontrolan warna. Menggunakan toleransi dE*ab yang besar bisa berdampak penolakan dan kurang percaya diri di hadapan pelanggan, ekstrimnya akan berdampak suatu perusahaan akan merugi. Sedangkan toleransi dE*ab yang sangat kecil akan membuat bagian produksi kesulitan yang bisa berakibat banyak bahan buangan. Untuk mendapatkan dE*ab yang paling dapat, Anda dapat berkonsultasi dengan ahlinya.

Silakan klik disini untuk informasi lebih lanjut.

Praktek Terbaik: Formulasi Warna Untuk Menyesuaikan Warna Standar Sehingga Lebih Efisien

Ketika merumuskan warna dye, tinta, cat, plastik, atau bahan lainnya, prosedur dan kondisi standar yang diperlukan untuk mencocokkan standar warna melalui proses yang lebih efisien. Ini melibatkan identifikasi variabel dalam laboratorium atau proses produksi, membangun lingkungan yang tertruktur, dan kondisi dan metode untuk memastikan hasil formulasi menjaga akurasi dan konsistensi mendefinisikan. Selain itu,  instrumentasi pengukuran warna dan perangkat lunak formulasi canggih yang diperlukan untuk mendapatkan warna yang benar pertama kalinya atau dengan meminimalkan membuang waktu.

Sebelum proses perumusan warna, kondisi evaluasi pengukuran warna berikut dan visual yang harus ditentukan:

Instrument model, type, and geometry

  • Standard illuminants
  • Standard observer
  • Viewing angle
  • Color space
  • Color difference formula
  • Color tolerance values
  • Sample preparation and presentation methods
  • Light sources for visual evaluations

Setelah kondisi didefinisikan, proses formulasi warna standar dapat dilanjutkan. Di bawah ini adalah formulasi warna praktik umum terbaik untuk mencocokkan warna standar dengan meminimalkan membuang waktu.

Warna Pengukuran dan Evaluasi Praktek Terbaik untuk menyesuaikan Standar Warnacm512m3a_a01

Idealnya, resep warna yang sama yang digunakan untuk membuat standar harus digunakan ketika merumuskan warna produk. Ini, bagaimanapun, sering tidak mungkin. Sebuah proses perumusan warna harus didefinisikan untuk membuat resep yang cocok dengan standar yang pertama kali atau dengan tidak membuang waktu.

Setelah kondisi didefinisikan, proses formulasi warna standar dapat dilanjutkan. Di bawah ini adalah formulasi warna praktik umum terbaik untuk mencocokkan standar dengan limbah minimal dan waktu.

Warna Pengukuran dan Evaluasi Praktek Terbaik untuk Sesuai Standar Warna

Idealnya, resep warna yang sama yang digunakan untuk membuat standar harus digunakan ketika merumuskan warna produk. Ini, bagaimanapun, sering tidak mungkin. Sebuah proses perumusan warna harus didefinisikan untuk membuat resep yang cocok dengan standar yang pertama kali di buat tanpa harus membuang waktu.

Sebuah warna standar pertama-tama harus didefinisikan secara internal atau antara pemasok dan pelanggan. Menggunakan hasil warna pengukuran instrumentasi khusus untuk kebutuhan aplikasi Anda, mengukur warna yang Anda inginkan dan mencocokkan untuk produk jadi dan menyimpan nilai warnanya.

  • Upload nilai warna standar untuk perangkat lunak formulasi warna, seperti perangkat lunak Colibri, untuk menghitung resep yang paling cocok dengan standar
  • Dari resep dihitung dalam perangkat lunak, membuat batch kecil dari warna ini. Setelah mempersiapkan dan, jika diperlukan, pendingin sampel dalam proses standar, mengukurnya menggunakan spektrofotometer untuk membandingkan nilai warna dan kurva pantulan dengan standar
  • Secara visual membandingkan sampel terhadap standar dalam lingkungan yang terkendali dari pengaruh cahaya untuk melihat apakah ada inkonsistensi terlihat. Sampel harus dibandingkan dengan setidaknya tiga sumber cahaya yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang paling akurat dan mengidentifikasi metamerism
  • Simpan resep yang ideal dalam perangkat seperti software atau Instrument warna untuk mengingat dan mereproduksi dalam batch untuk masa depan

Harap dicatat, perangkat lunak formulasi warna mungkin menghitung beberapa resep berdasarkan parameter yang telah ditetapkan, seperti “pencocokan warna terbaik” atau “biaya yang terbaik,” yang sangat cocok dengan warna standar. Hal ini sangat penting untuk mengidentifikasi resep yang paling cocok dengan warna standar di bawah illuminants didefinisikan dan sumber cahaya melalui tes visual dan instrumental (misalnya, setidaknya sifat metameric). Pewarna bahwa pengguna merasa bekerja terbaik bersama-sama berdasarkan sejarah masa lalu harus dipertimbangkan juga.

 Kondisi dan prosedur untuk formulasi warna distandarkan

Selain mendirikan pengukuran warna dan evaluasi prosedur standar, kondisi formulasi standar juga diperlukan untuk menjaga konsistensi dan meningkatkan efisiensi seluruh proses pencocokan warna. Ini termasuk pemeliharaan peralatan dan kondisi mendefinisikan yang dapat berdampak hasil formulasi.

Menjaga peralatan formulasi untuk memastikan itu adalah dalam rangka kerja yang tepat.

Memantau ketelitian material masuk atau pigmen untuk memastikan konsistensi dapat di pertahankan.

Menetapkan metode weighing untuk substrat, pewarna, pigmen, atau pembantu berdasarkan berat benda yang akan  menjadi warna standar.

  • Kalibrasi rutin untuk timbangandan instrumentasi pengukuran warna pada waktu yang dijadwalkan untuk menjaga akurasi dan kinerja optimal
  • Menjaga booth cahaya yang digunakan selama evaluasi visual dengan mengganti lampu seperti yang direkomendasikan oleh pemasok lampu.
  • Atur suhu ruangan tetap sehingga tidak menimbulkan penyimpangan dalam warna sampel Anda
  • Standarisasi prosedur dari awal sampai akhir, termasuk penciptaan sampel untuk pengukuran, pencampuran sampel, flash saat setelah campuran, suhu oven untuk pengeringan, dan waktu pengeringan, sehingga tidak mempengaruhi warna akhir

Dengan standarisasi proses perumusan warna dan membangun lingkungan yang terkendali, pengguna dapat melakukan lebih efektif dan sesuai standar warna dengan meminimalkan waktu yang terbuang.

Pemimpin teknologi dalam warna dan solusi pengukuran cahaya, Konica Minolta Sensing membantu organisasi merumuskan, mengevaluasi, dan warna kontrol untuk memenuhi kualitas produk dan tujuan operasional yang lebih efisien.

Baca selanjutnya Mengapa Kita Mengukur Warna dan Cahaya?

Untuk info lebih lanjut tentang alat ukur warna dan cahaya, silakan hubungi PT. Almega Sejahtera di email kami: [email protected]

Ukur Warna – Produsen Sabun Noodle / Pellet

Soap noodle/pellet (bahan dasar sabun yang berbentuk untaian panjang atau butiran), adalah dasar dari pembuatan sabun batang. Produsen sabun dapat membuat merek mereka sendiri dengan menambahkan pigmen warna, pewangi dan bahan pelengkap lainnya. Soap noodle/soap pellet dibuat dari minyak palma, kelapa atau lemak nabati/hewani.

Produsen sabun membeli butir sabun, menambahkan pigmen, pewangi dan komponen lainnya untuk membuat sabun merek mereka sendiri, contohnya untuk baju, mandi, pengobatan, anak-anak, dll. Sabun untuk anak-anak dapat mengandung susu untuk melembapkan kulit atau ekstrak herbal untuk wangi alami.

Inilah artikel yang menjelaskan bagaimana dua merek sabun terkenal, Rexona dan Palmolive diproduksi.

Jika bahan dasar sabun tidak bagus, maka butir sabun yang berwarna putih tidak dapat diproduksi. Dengan banyaknya konsumen yang menyukai sabun batang berwarna putih atau warna muda, butir sabun yang berwarna putih murni lebih diinginkan karena sabur berwarna lainnya mudah diproduksi dengan menambahkan pigmen warna. Warna adalah salah satu spesifikasi dari kualitas butir sabun yang seringkali disebut dengan “putih salju”, “putih natural”, “putih krim”, dll.

Banyak produk global perusahaan menggunakan Konica Minolta Sensing Chroma Meter dan Spectrophotometer untuk menganalisa konsistensi dari butir sabun dan sabun batang. Chroma Meter CR-410 dan Spectrophotometer CM-5 dapat digunakan untuk aplikasi-aplikasi tersebut.

Negara-negara seperti Thailand, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Sri Lanka adalah pengekspor utama untuk butir sabun/soap pellet. Ini dikarenakan negara-negara tersebut memiliki lahan palma dan pohon kelapa yang berlimpah. Malaysia dan Indonesia adalah pengekspor terbesar di dunia untuk butir sabun dan memiliki pabrik produsen sabun terbanyak.

Cara Mengukur Warna

Untuk info lebih lanjut tentang alat ukur warna dan cahaya, silakan hubungi PT. Almega Sejahtera di email kami: [email protected]