Warna telah menjadi bagian dari pembuatan film sejak industri film baru beranjak. Pada awal dari gambar bergerak, sebelum penemuan film berwarna, para pembuat film akan mewarnai setiap gambar dengan tangan untuk menambah elemen baru ke dalam hasil produksi mereka. Mengapa? Karena walaupun pada saat itu, mereka mengerti kekuatan dari warna yang dapat menambah segi visualitas dari sebuah film.
Setiap artikel dari teori warna akan memberitahu Anda bahwa warna tertentu menyampaikan perasaan tertentu dan mengkomunikasikan informasi tambahan tentang sebuah situasi atau lingkungan. Tetapi di pembuatan film, kreatifitas merupakan pemeran penting dalam menggunakan wana untuk membantu penyampaian cerita atau menyampaikan perasaan. Selain dihubungkan dengan perasaan marah, warna merah juga dapat digunakan untuk mengekspresikan kebahagiaan. Warna hijau juga dapat menunjukkan damai atau hijau yang lebih pucat dapat digunakan untuk menunjukkan perasaan bosan.
Di atas semua hal ini, para pembuat film tidak pernah memakai satu warna saja. Biasanya, mereka memakai beberapa warna dengan cara tertentu untuk digunakan selama film dibuat. Beberapa produser menggunakan warna yang sama dengan rona dan saturasi yang berbeda, sedangkan yang lainnya menggunakan warna tambahan dimana beberapa warna dipasangkan untuk menyeimbangkan suasana di adegan tersebut. Metodenya dapat berupa Analogous (warna yang berdekatan dipasangkan) atau Triadic (jarak dari satu warna ke warna lain sama).
Produsen film juga mengasosiasikan warna tertentu dengan karakter atau situasi di sekitarnya. Di kebanyakan film, karakter utama akan memakai pakaian dengan warna yang menarik untuk menangkap perhatian penonton. Misalnya, karakter yang biasanya ceria dan memakai warna kuning, pada saat berada di adegan mencekam (hitam atau gelap), para penonton dapat mengasumsi suatu yang buruk akan terjadi.
Warna juga dapat digunakan untuk menunjukkan perkembangan dari sebuah karakter. Sebagai contoh, The Last Emperor, karakter utamanya dikelilingi dengan warna merah sesuai dengan pengaruh kultural di sekitarnya. Ketika dia tumbuh, warnanya berubah menjadi kuning. Pada akhirnya, pada waktu film selesai, dia telah menjadi dewasa dan meninggalkan banyak tradisi kulturalnya, dan lingkungannya menjadi hijau gelap.
Sudah layaknya kita mengatakan bahwa warna adalah pengaruh paling penting dalam bercerita dan bagaimana persepsi kita terhadap karakter dan pesan di dalam film itu.