Mengapa Mengukur Kilau dalam 85°, 60°, dan 20°?

gloss 85-60-20Tampilan visual dari suatu produk adalah salah satu faktor utama dalam menangkap preferensi pelanggan. Selain warna, kilau adalah kunci parameter pengukuran lain yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas visual. Kilau diukur dengan menghitung jumlah cahaya yang terpantul dari permukaan dan pengukuran tersebut akan dicatat dalam satuan gloss units (GU). Semakin tinggi unit gloss yang terukur, maka hal tersebut menandakan permukaan yang lebih reflektif dan lebih mengkilap.

Seperti warna, persepsi tingkat kilau ialah bersifat subjektif antara orang-orang yang berbeda. Yang mungkin terlihat mengkilap menurut desainer furnitur, mungkin terlihat kusam bagi para produsen mobil. Maka dari itu, untuk mencapai tingkat kilau yang diinginkan secara akurat dan konsisten, tentunya diperlukan penggunaan gloss meters.

Tingkat kilau yang berbeda akan memancarkan cahaya yang berbeda. Untuk mengakomodasi range kilau yang lebih luas serta menentukan perbedaan yang sesungguhnya dalam nilai gloss / kilau, lebih dari satu pengukuran geometri dianjurkan untuk digunakan. Banyak industri-industri yang menggunakan geometri  85°/60°/20°, yang ditentukan dalam ASTM D523 untuk mengukur kilau. Dengan menggunakan 60° sebagai sudut pengukuran standar, pengukuran dibawah 10 GU dan lebih dari 70 GU dianjurkan untuk diukur kembali menggunakan geometri 85° dan 20° secara berturut-turut, agar dapat mengoptimalkan akurasi dalam pengukuran tersebut.

Sebuah 85°/60°/20° instrument tri-gloss seperti Rhopoint IQ  mampu mengukur kilau dan efek yang berhubungan dengan lapisan seperti tekstur orange peel dan kabut secara bersamaan, sehingga dapat memberikan solusi yang menghemat biaya dan waktu, untuk mengukur suatu tampilan.

Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pengukuran kilau dan solusi tentang pengukuran tampilan, silahkan hubungi PT. Almega Sejahtera melalui email [email protected]

Meningkatkan Kualitas Tepung dengan Pengukuran Warna

ap-flour-blog-1-200x133Warna dan tekstur adalah hal-hal yang sangat penting untuk konsumen, pabrik tepung melalui proses yang panjang untuk memastikan bahwa warna tepung mereka memenuhi harapan klien. Pengecekan ini dilakukan terutama berdasarkan pada permintaan konsumen. Ketika dalam proses penggilingan, endosperma tersebut terpisah dari kulitnya dan kadar abu memberikan indikasi untuk proses ini. Kadar abu yang tinggi menunjukkan kadar kulit yang tinggi dan ini merupakan indikasi dari kelas-kelas tepung. Dari berbagai gandum, warna tepung dapat menjadi indikasi yang terpercaya untuk melihat kualitas gandum dan pengecekan ini sangat penting untuk para produsen agar dapat melihat kualitas tepung tersebut.

Pengukuran warna dengan spektrofotometer dan kromameter telah banyak digunakan di industri pabrik untuk membantu para produsen mempertahankan kualitas tepung mereka. Ruang warna seperti CIE L*a*b* adalah pengecekan warna yang sudah umum dilakukan.

Dibawah ini adalah ekstrak dari Canadian Grain Commission mengenai bagaimana untuk mengukur warna tepung dan bubur tepung semolina.

CIELAB Tristimulus Pengukuran Warna Tepung

Minolta model CM-5 top-port spektrofotometer yang berdiri sendiri (d/8 geometri dan diameter area pengukuran 30 mm) digunakan untuk menentukan warna sampel tepung gandum. Sebuah cawan petri berdiameter 45 mm diisi dengan sampel tepung. Kemudian cawan tersebut ditepuk secara perlahan hingga tepungnya menjadi rata dan tidak ada kesenjangan yang terlihat dari dasar cawan tersebut. Kedalaman/tinggi tepung tersebut adalah paling sedikit 10 mm. Hasil pengecekan dilaporkan sebagai rata-rata duplikat penentuan parameter L*, a*, dan b* dari model warna CIELAB, yang masing-masing menunjukkan nilai-nilai penerangan, kemerahan, dan kekuningan. Berikut adalah hasil untuk 10° pengamat standar dan D65 illuminant:

  • L*: 100 putih, 0 hitam
  • A*: +60 merah, -60 hijau
  • B*: +60 kuning, -60 biru

CIELAB Tristimulus Pengukuran Warna untuk Bubur Tepung Semolina

Sebuah spektrofotometer top-port yang berdiri sendiri digunakan untuk menentukan warna gandum durum dari bubur tepung semolina. Sampel percobaannya dibuat menjadi bubur dengan mencampurkan 10 gram semolina pada dasar kelembapan 14% dan 12.5 ml air hasil penyulingan. Setelah dicampur dengan menggunakan pengaduk overhead yang dilengkapi dengan paddle aduk poros (2 menit, 100 rpm), bubur dituangkan ke dalam cawan Petri (45 mm diameter) dan didiamkan selama 5 menit sebelum melakukan analisa. Warna bubur tepung semolina ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer Minolta model CM–5 yang dilengkapi dengan d/8 geometri dan area pengukuran dengan diameter 30 mm. Hasil pengecekan dilaporkan sebagai rata-rata duplikat penentuan parameter L*, a*, dan b* dari model warna CIELAB, yang masing-masing menunjukkan nilai penerangan, kemerahan, dan kekuningan. Hasil untuk 10° standar pengamat dan D65 illuminant adalah sebagai berikut:

  • L*: 100 putih, 0 hitam
  • a*: +60 merah, -60 hijau
  • b*: +60 kuning, -60 biru

Untuk informasi dan pengetahuan lebih lanjut mengenai pengukuran warna tepung dan bidang lainnya, silahkan hubungi PT. Almega Sejahtera melalui email [email protected]

 

Kapan Anda Membutuhkan Alat Ukur Berbasis Spektrum, bukan Berbasis Tristimulus?

Alat ukur warna dengan sistem tristimulus merupakan instrumen yang sudah digunakan selama beberapa dekade. Walaupun instrumen ini dapat menghasilkan ribuan pengukuran per detik, saat mengukur tipe LED tertentu, alat dengan sistem spektral lebih direkomendasikan untuk akurasi lebih tinggi.

Tipe Alat Tristimulus Spektral
Kecepatan Pengukuran Lambat
Harga Lebih Murah Lebih Mahal
Ukuran Kecil Besar
Error 1~10% <2%

Tristimulus

Detektor tristimulus erdiri dari tiga detektor dan didesain berdasarkan kemampuan mata untuk melihat warna. Di depan setiap detektor terdapat filter, dan didefiTristimulusniskan sebagai fungsi pencocokan warna CIE 1931 XYZ.

 

Seperti mata, detektor ini unggul dalam mengukur sumber cahaya yang “kontinu” dengan rentang gelombang cahaya yang terlihat oleh mata. Mata biasa digunakan untuk melihat cahaya natural yang datang dari api atau matahari. Sumber lain yang mirip adalah lampu pijar, lampu fluoro/pendar dan LED putih (2700K). Pada sumber dengan gelombang yang pendek, atau sumber cahaya yang “diskontinu”, kesalahan pengukuran meningkat.

Sumber cahaya kontinu vs diskontinu (terputus-putus)

Bandingkan kedua grafik di bawah. Grafik pertama menggambarkan spektral dari 2856 K lampu pijar yang sudah dinormalisasi, menggunakan fungsi pencocokan warna. Perhatikan bahwa kurvanya mempunyai bentuk sangat mirip dengan yang aslinya, hanya berbeda ukurannya saja.

Tristimulus 2

Grafik selanjutnya menggambarkan puncak LED pada 420nm (angka ini sengaja dipilih untuk memaksimalkan error). Kurva X dan Z sangat kecil dibandingkan kurva Y, dan juga berbeda bentuknya.

Tristimulus 3

Grafik diatas menunjukkan data dari 380nm sampai 780nm, dengan jarak tiap 1nm. Total data adalah 780-380+1 atau 401 titik poin. Data ini hanya tersedia dari instrumen dengan basis spektral. Sistem tristimulus hanya menghasilkan 3 titik poin. Karena itu, tristimulus tidak dapat mendeteksi perubahan warna yang halus atau tidak signifikan.

Untuk informasi mengenai alat analisa warna dengan sistem tristimulus atau spektral, silakan hubungi PT. Almega Sejahtera di [email protected].

Color Education Series – LED Metrology

LED MetrologyPerkembangan yang luar biasa di bidang LED dalam beberapa tahun terakhir telah membuat kemajuan market yang signifikan untuk aplikasi-aplikasi baru. Display berwarna muncul karena pengenalan dari LED biru dengan intensitas tinggi, sedangkan LED putih dipakai di solid state lighting (lampu padat) dan industri automobile. Aplikasi-aplikasi baru ini membuat permintaan yang ketat dari karakteristik optikal LED, yang merupakan dasar dari kualiti sebuah produk.

Keahlian yang tinggi diperlukan untuk mendapatkan hasil yang tepat dan dapat direproduksi. Color Education Series – LED Metrologi mendiskusikan tentang karakteristik spesial dari LED dan menyediakan rekomendasi untuk mendapatkan hasil pengukuran yang akurat. Tujuannya adalah untuk menyediakan referensi kerja untuk para pembaca, selain menjelaskan tentang pengenalan untuk LED metrologi.

Pengenalan singkat ini menjelaskan istilah-istilah dasar dan definiisi yang digunakan dalam fotometri dan kolorimetri, dan detail dari sifat fisis yang spesifik dari LED. Bagian selanjutnya menjelaskan pengaturan tes dan metodologi yang dibutuhkan untuk pengukuran LED yang akurat. Kemungkinan error yang berasal dari interaksi antara LED dan instrumen pengukuran juga dibahas.

Klik di sini untuk mengunduh Color Education Series – LED Metrology.
Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pengukuran LED dan instrumen pengukuran cahaya lainnya, silakan hubungi (021) 6583 3731 atau [email protected].

Bunga Bionik dengan Daun Berubah Warna

Smart FlowerKita telah melihat film tentang manusia dan mesin yang memiliki kemampuan super seperti kekuatan super, penglihatan X-ray dan kecepatan super, sehingga bunga bionik terdengar kurang ambisius dibandingkan dengan kekuatan super lainnya. Tetapi setelah dilihat lebih dekat, bunga “pintar” ini adalah bioteknologi luar biasa yang menggabungkan sistem sirkuit tanaman dengan komponen elektronik.

Ide dibalik bunga bionik adalah usaha untuk membuat tanaman yang lebih pintar dan dapat merespon terhadap perubahan lingkungannya dan memberi tahu para petani caranya untuk dapat bertahan. Mungkin yang paling mengagumkan dari bunga bionik adalah cara pembuatannya. Para ilmuwan dari Swedia membuat bunga bionik dengan mengisi sistem bunga mawar dengan polimer sintetik (plastik) yang dinamakan PEDOT-S. karena struktur stem bunga tersebut, polimer dihisap seperti bunga menghisap air. Setelah dihisap sepenuhnya, PEDOT-S dirangkai menjadi kabel listrik konduktif sepanjang 10 cm.

Para ilmuwan lalu dapat memanfaatkan elektrolit dan mineral dari tumbuhan (yang membawa kandungan listrik) untuk membuat sirkuit elektronik. Eksperimen lainnya dengan menyuntikkan PEDOT-S ke seluruh bunga mawar memperbolehkan ilmuwan untuk membuat piksel yang dapat merubah warna dari daun jika diinginkan.

Semua ini merujuk ke pertanyaan: apakah aplikasi untuk bunga bionik? Kemungkinan aplikasi yaitu untuk memonitor kesehatan tumbuhan atau menempatkan sensor di tumbuhan untuk mengambil energi. Daun yang dapat berubah warna juga dapat memberi informasi terhadap petani tentang kualitas tanah atau perubahan di lingkungan.

Prototipe yang dapat bekerja masih dalam tahap perkembangan, tetapi teknologi ini dapat membuat jalan baru menuju ramah lingkungan.

Untuk pengetahuan lebih lanjut mengenai warna, silakan menghubungi [email protected].