Apakah Perbedaan Warna Antara Sampel dan Standar Dapat Diterima?

Tujuan akhir dari penerapan proses warna adalah untuk mendapatkan warna yang Anda inginkan, atau pelanggan Anda inginkan, untuk produk jadi melalui proses yang efektif dan efisien. Jika warna suatu produk tidak sesuai dengan standar, kepuasan pelanggan terganggu dan jumlah pengerjaan ulang, pemborosan, dan biaya meningkat. Menetapkan toleransi warna secara objektif dalam proses warna adalah cara yang efektif untuk mempertahankan konsistensi dan akurasi warna, serta untuk memenuhi standar lebih efisien.
Toleransi warna adalah batas seberapa besar perbedaan warna antara sampel dan standar diizinkan agar sampel dapat diterima. Menggunakan instrumentasi pengukuran warna, nilai toleransi harus didefinisikan secara internal atau antara pemasok dan pelanggan, dan digunakan dalam kontrol kualitas untuk menentukan apakah sampel lolos atau gagal inspeksi. Untuk membangun toleransi warna, langkah-langkah di bawah ini harus diikuti.
1. Tetapkan Standar Warna: Warna Apa yang Anda Inginkan dari Produk Jadi?
Suatu standar harus didefinisikan secara internal atau antara pemasok dan pelanggan. Dengan menggunakan instrumen pengukuran warna, ukur warna yang ingin Anda cocokkan dengan produk jadi dan catat nilai warnanya.
2. Lakukan Penilaian Visual: Warna Apa yang Dapat Diterima Secara Visual?
Penilaian visual dilakukan untuk menghubungkan persepsi visual manusia dengan nilai numerik warna. Untuk memulai, kumpulkan sampel atau kumpulan warna yang tampak serupa warnanya dengan standar dan nilai secara visual menggunakan stan lampu. Pilih warna yang secara visual berbeda dari standar tetapi masih dianggap cocok dengan standar. Setelah penilaian visual selesai, kumpulkan sampel untuk pengukuran.
Harap dicatat, sensitivitas mata manusia bervariasi dari orang ke orang, yang dapat menyebabkan warna tampak berbeda untuk setiap individu. Oleh karena itu, disarankan untuk menggunakan standar untuk mengkonfirmasi penilaian visual ini dan menjaga konsistensi.
3. Tetapkan Nilai Toleransi: Berapakah Jangkauan untuk Penerimaan?
Ambil pengukuran setiap sampel yang dipilih dari penilaian visual menggunakan colorimeter atau spektrofotometer. Perbedaan warna antara masing-masing sampel dan standar harus dicatat sebagai ΔL *, Δa *, Δb *, ΔC *, ΔH *, dan ΔE *, tergantung pada ruang warna yang digunakan. Warna sampel dengan nilai terjauh dari warna standar dapat digunakan sebagai batas toleransi maksimum. Harap dicatat, nilai-nilai ini harus dievaluasi ulang selama proses pembuatan dan terus disempurnakan untuk mengidentifikasi nilai toleransi ideal untuk aplikasi Anda.
4. Membangun Sistem Toleransi: Rectangular, Circular, atau Elliptical?
Nilai toleransi harus berkorelasi dengan mata manusia sehingga warna dapat diterima secara visual dan numerik. Ini memastikan konsistensi dari satu batch material ke yang berikutnya. Untuk ini, disarankan untuk menggunakan sistem toleransi elips, seperti CIE2000, karena sistem ini didasarkan pada ambang diskriminasi warna mata manusia. Sistem toleransi elips didirikan untuk mengatasi kelemahan sistem toleransi lainnya dan meningkatkan akurasi. Nilai toleransi batas maksimum yang ditentukan pada Langkah # 3 membentuk ellipsoid di sekitar warna standar. Warna yang jatuh di dalam ellipsoid toleransi yang ditetapkan dianggap dapat diterima, sedangkan warna yang jatuh di luar ellipsoid ini ditolak.
Instrumentasi pengukuran warna dengan akurasi tinggi dan perangkat lunak analisis warna, seperti SpectraMagic NX, membuatnya lebih mudah untuk menentukan nilai toleransi dan mengidentifikasi inkonsistensi antara warna sampel dan standar.
Untuk informasi dan konsultasi mengenai produk dengan tim ahli dapat menghubungi marketing @almega.co.id.