Reflected Image Quality (RIQ) Baru untuk Mengevaluasi Lapisan Berkualitas Tinggi

gambar 1Dalam proses pelapisan, orange peel memiliki dampak yang besar dalam mempengaruhi lapisan berkualitas tinggi. Efek yang tidak diinginkan ini akan mengurangi kualitas tampilan dan hal ini disebabkan oleh pengecatan yang buruk atau formulasi yang salah. Walaupun efek orange peel ini dapat dilihat langsung dengan mata manusia, namun, evaluasi secara visual adalah hal yang kurang praktis dan subyektif.

Untuk mengukur orange peel secara obyektif dan konsisten, parameter-parameter pengukuran seperti Distinctness of Image (DOI) dan Reflected Image Quality (RIQ) akan diperlukan. DOI dan RIQ adalah parameter-parameter yang mengukur seberapa jelas gambar terpantul yang muncul di suatu permukaan. Sebuah permukaan sangat halus yang memantulkan sebuah gambar tanpa adanya penyimpangan apapun, memiliki nilai DOI/RIQ sebesar 100.

gambar 2Dalam industri otomotif, teknologi pelapisan telah mencapai tingkat dimana data DOI tidaklah lagi cukup untuk mengevaluasi orange peel. Ketika jumlah orange peel berkurang, permukaan yang sangat reflektif secara bertahap menunjukkan perbedaan tipis antara nilai-nilai DOI yang tidak sebanding dengan perbedaan visual mereka. Maka dari itu, untuk mencapai hasil yang lebih proporsional, RIQ dapat digunakan sebagai parameter pengukuran yang memberikan hasil resolusi yang lebih tinggi, yang tentunya berkolerasi baik dengan persepsi manusia.

Alat-alat seperti Rhopoint IQ dan IQ Flex mampu mengukur parameter pengukuran tampilan penting, seperti DOI dan RIQ yang dapat membantu para produsen untuk mengukur efek lapisan cat terkait, seperti orange peel, secara obyektif.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai evaluasi lapisan berkualitas tinggi serta alat ukur cahaya atau warna, silahkan hubungi PT. Almega Sejahtera melalui email: marketing@almega.co.id

Mengapa Mengukur Kilau dalam 85°, 60°, dan 20°?

gloss 85-60-20Tampilan visual dari suatu produk adalah salah satu faktor utama dalam menangkap preferensi pelanggan. Selain warna, kilau adalah kunci parameter pengukuran lain yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas visual. Kilau diukur dengan menghitung jumlah cahaya yang terpantul dari permukaan dan pengukuran tersebut akan dicatat dalam satuan gloss units (GU). Semakin tinggi unit gloss yang terukur, maka hal tersebut menandakan permukaan yang lebih reflektif dan lebih mengkilap.

Seperti warna, persepsi tingkat kilau ialah bersifat subjektif antara orang-orang yang berbeda. Yang mungkin terlihat mengkilap menurut desainer furnitur, mungkin terlihat kusam bagi para produsen mobil. Maka dari itu, untuk mencapai tingkat kilau yang diinginkan secara akurat dan konsisten, tentunya diperlukan penggunaan gloss meters.

Tingkat kilau yang berbeda akan memancarkan cahaya yang berbeda. Untuk mengakomodasi range kilau yang lebih luas serta menentukan perbedaan yang sesungguhnya dalam nilai gloss / kilau, lebih dari satu pengukuran geometri dianjurkan untuk digunakan. Banyak industri-industri yang menggunakan geometri  85°/60°/20°, yang ditentukan dalam ASTM D523 untuk mengukur kilau. Dengan menggunakan 60° sebagai sudut pengukuran standar, pengukuran dibawah 10 GU dan lebih dari 70 GU dianjurkan untuk diukur kembali menggunakan geometri 85° dan 20° secara berturut-turut, agar dapat mengoptimalkan akurasi dalam pengukuran tersebut.

Sebuah 85°/60°/20° instrument tri-gloss seperti Rhopoint IQ  mampu mengukur kilau dan efek yang berhubungan dengan lapisan seperti tekstur orange peel dan kabut secara bersamaan, sehingga dapat memberikan solusi yang menghemat biaya dan waktu, untuk mengukur suatu tampilan.

Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai pengukuran kilau dan solusi tentang pengukuran tampilan, silahkan hubungi PT. Almega Sejahtera melalui email marketing@almega.co.id

Meningkatkan Kualitas Tepung dengan Pengukuran Warna

ap-flour-blog-1-200x133Warna dan tekstur adalah hal-hal yang sangat penting untuk konsumen, pabrik tepung melalui proses yang panjang untuk memastikan bahwa warna tepung mereka memenuhi harapan klien. Pengecekan ini dilakukan terutama berdasarkan pada permintaan konsumen. Ketika dalam proses penggilingan, endosperma tersebut terpisah dari kulitnya dan kadar abu memberikan indikasi untuk proses ini. Kadar abu yang tinggi menunjukkan kadar kulit yang tinggi dan ini merupakan indikasi dari kelas-kelas tepung. Dari berbagai gandum, warna tepung dapat menjadi indikasi yang terpercaya untuk melihat kualitas gandum dan pengecekan ini sangat penting untuk para produsen agar dapat melihat kualitas tepung tersebut.

Pengukuran warna dengan spektrofotometer dan kromameter telah banyak digunakan di industri pabrik untuk membantu para produsen mempertahankan kualitas tepung mereka. Ruang warna seperti CIE L*a*b* adalah pengecekan warna yang sudah umum dilakukan.

Dibawah ini adalah ekstrak dari Canadian Grain Commission mengenai bagaimana untuk mengukur warna tepung dan bubur tepung semolina.

CIELAB Tristimulus Pengukuran Warna Tepung

Minolta model CM-5 top-port spektrofotometer yang berdiri sendiri (d/8 geometri dan diameter area pengukuran 30 mm) digunakan untuk menentukan warna sampel tepung gandum. Sebuah cawan petri berdiameter 45 mm diisi dengan sampel tepung. Kemudian cawan tersebut ditepuk secara perlahan hingga tepungnya menjadi rata dan tidak ada kesenjangan yang terlihat dari dasar cawan tersebut. Kedalaman/tinggi tepung tersebut adalah paling sedikit 10 mm. Hasil pengecekan dilaporkan sebagai rata-rata duplikat penentuan parameter L*, a*, dan b* dari model warna CIELAB, yang masing-masing menunjukkan nilai-nilai penerangan, kemerahan, dan kekuningan. Berikut adalah hasil untuk 10° pengamat standar dan D65 illuminant:

  • L*: 100 putih, 0 hitam
  • A*: +60 merah, -60 hijau
  • B*: +60 kuning, -60 biru

CIELAB Tristimulus Pengukuran Warna untuk Bubur Tepung Semolina

Sebuah spektrofotometer top-port yang berdiri sendiri digunakan untuk menentukan warna gandum durum dari bubur tepung semolina. Sampel percobaannya dibuat menjadi bubur dengan mencampurkan 10 gram semolina pada dasar kelembapan 14% dan 12.5 ml air hasil penyulingan. Setelah dicampur dengan menggunakan pengaduk overhead yang dilengkapi dengan paddle aduk poros (2 menit, 100 rpm), bubur dituangkan ke dalam cawan Petri (45 mm diameter) dan didiamkan selama 5 menit sebelum melakukan analisa. Warna bubur tepung semolina ditentukan dengan menggunakan spektrofotometer Minolta model CM–5 yang dilengkapi dengan d/8 geometri dan area pengukuran dengan diameter 30 mm. Hasil pengecekan dilaporkan sebagai rata-rata duplikat penentuan parameter L*, a*, dan b* dari model warna CIELAB, yang masing-masing menunjukkan nilai penerangan, kemerahan, dan kekuningan. Hasil untuk 10° standar pengamat dan D65 illuminant adalah sebagai berikut:

  • L*: 100 putih, 0 hitam
  • a*: +60 merah, -60 hijau
  • b*: +60 kuning, -60 biru

Untuk informasi dan pengetahuan lebih lanjut mengenai pengukuran warna tepung dan bidang lainnya, silahkan hubungi PT. Almega Sejahtera melalui email marketing@almega.co.id